17/01/18

Semai Benih


Sama seperti pada kultur tanah, di Hidroponik benih juga disemai ditempat terpisah, tidak langsung diletakkan di modul tanam.

7 hari pertama pertumbuhan bibit sangat berpengaruh terhadap kualitas tanaman muda, oleh sebab itu sejak benih disemai sampai umur 7 hari setelah semai (7 hss), bibit perlu mendapat perlakukan khusus supaya pertumbuhannya tidak mengalami gangguan.

Dengan cara semai ditempat khusus, kita lebih mudah memantau pertumbuhan kecambah, menjaga kelembaban media semai - tidak kurang sekaligus jangan sampai terlalu lembab, dan melindungi bibit dari gangguan lingkungan.



Kita bisa menggunakan nampan plastik atau sterofoam sebagai tempat semai. Pilih nampan yang tidak terlalu tinggi, supaya dinding nampan tidak menghalangi sinar matahari.

Khusus bila menggunakan media semai Rockwool, bisa memakai nampan dengan dasar berlubang, tapi bila media semainya arang sekam atau campuran arang sekam dengan cocopeat, gunakan nampan dengan dasar tertutup.


MEMILIH MEDIA SEMAI

Semai Hidroponik punya banyak pilihan media. Bisa menggunakan kertas tisu, busa, kapas, atau kain flanel, tapi saya hanya merekomendasikan Rockwool dan campuran arang sekam dengan cocopeat. Alasan saya, kedua media itu mampu menyimpan air, sehingga tidak gampang menjadi kering, porus, sehingga mudah ditembus akar, dan tidak repot ketika memindah tanaman muda dari tempat semai ke modul utama.

Bagaimana dengan kompos? Bisa, tapi ketika kita memilih bercocok tanam dengan kultur nutrisi sebaiknya kita juga konsekuen untuk mengikuti pakem Hidroponik, tidak mencampur-aduk dengan teknik kultur tanah.
 
Semai dengan media arang sekam+cocopeat

Setiap kultur memiliki pakem masing-masing dengan berbagai pertimbangan , oleh sebab itu saya menyarankan sedapat mungkin kita ikuti pakemnya.

Arco (arang sekam+cocopeat) adalah media yang paling mudah didapat. Saya sarankan membeli arang sekam yang masih belum dicampur cocopeat untuk memastikan bahwa cocopeatnya sudah dicuci bersih.

Cocopeat mengandung tanin, meskipun tidak menyebabkan kematian namun menganggu pertumbuhan bibit.

Tanin harus dihilangkan, minimal dikurangi kadarnya dengan cara merendam dan mencuci cocopeat berulang kali. Air yang digunakan untuk merendam dan mencuci perlu diganti beberapa kali sampai warna merah yang berasal dari cocopeat menjadi tidak terlalu pekat lagi. 

Untuk media semai, Arco dibuat dengan takaran 1 berbanding 1. Masih tetap porus, sekaligus tidak cepat kering.

Banyak praktisi Hidroponik memilih Arco sebagai media semai karena murah dan praktis. Untuk menebar ratusan benih hanya membutuhkan bidang semai ukuran 30 x 40 cm persegi. Disamping itu, benih bisa ditebar begitu saja di permukaan media, tanpa harus menghitung dan meletakkan satu persatu.

Jangan ketawa dulu. Di Hidroponik, berapapun jumlah titik tanamnya, kita berurusan dengan tanaman secara personal, satu per satu. Jadi semai dengan cara meletakkan satu persatu bukan lelucon.

Kebun komersial dan praktisi yang serius mengejar kualitas tanaman cenderung memilih Rockwool sebagai media tanam.

Dengan menggunakan RW kita tidak perlu membongkar tanaman dari media semai pada saat melakukan pindah tanam. Salah satu manfaatnya, mencegah tanaman muda mengalami stress akibat gangguan pada akar dan perubahan lingkungan yang mendadak.

Bahkan seandainya kita menggunakan media tanam yang berbeda, pccahan genting misalnya, tanaman muda bisa diletakkan di media baru sekaligus bersama RWnya.


 MELETAKKAN BENIH

Catatan: Media semai harus dalam kondisi lembab tapi tidak tergenang air.

Bila menggunakan media semai Arco, benih ditebar begitu saja di permukaan media. Jarak tebar bisa cukup rapat, sehingga populasi dalam satu nampan bisa maksimal.

Di atas benih tidak perlu ditutup media, tapi sampai 24 jam berikutnya benih perlu dihindarkan dari terpaan cahaya apapun secara langsung.
 
Benih Ditebar Secara Merata Dipermukaan Media

Bila nampan disimpan di ruang terbuka atau suhu lingkungan tidak menyebabkan media cepat kering, nampan cukup diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar langsung, tidak perlu dibungkus plastik hitam.

Semai menggunakan RW memiliki prosedur sedikit ribet, benih tidak ditebar begitu saja, melainkan harus diletakkan satu persatu.

Kebanyakan praktisi memotong RW menjadi kubus kecil berukuran 2,5x2,5x2,5 cm kubik. Kecuali bila yang ditanam kangkung, bayam, atau seledri, setiap satu potong RW hanya digunakan sebagai media tanam untuk satu tanaman saja. Itu sebabnya sejak mulai dari semai, benih diletakkan satu persatu pada setiap potongan kubus.

Untuk menghindari resiko RW terbuang sia-sia akibat benih gagal berkecambah, atau tanaman muda pertumbuhannya mengalami gangguan, pada satu kubus BISA disemai dua benih sekaligus. Bila keduanya berkecambah, dibiarkan terus tumbuh sampai umur 7 hari, baru disortir.

Beberapa tanaman, misal selada, memiliki benih berukuran kecil. Sulit dipegang tanpa alat bantu. Saya menggunakan tusuk gigi basah (yang baru ya, dan dibasahi air bersih, jangan diemut) untuk nyomot satu benih dari wadah, kemudian dipindah ke permukaan RW.

Bila satu RW disemai 2 benih, letakkan masing-masing benih dengan jarak secukupnya sebagai antisipasi, barangkali kedua bibit nanti dibutuhkan semua, pada saat RW dibelah untuk memisahkan bibit, akar tanaman tidak terpotong.

Sebelum mengambil benih, gunakan ujung tusuk gigi terlebih dahulu untuk membuat lubang di permukaan RW. Tidak perlu dalam, cukup sekedar benih bisa terbaring rata dengan permukaan.



Benih diletakkan begitu saja di lubang, tidak perlu ditimbun.

Prosedur selanjutnya sama seperti semai menggunakan media Arco, sampai 24 jam berikutnya nampan diletakkan di tempat yang terhindar dari cahaya apapun secara langsung.


PERAWATAN

Saya menghitung umur tanaman dimulai saat benih disemai, dengan satuan hari setelah semai (hss). Supaya hitungannya sesuai dengan aktifitas harian, maka semai saya lakukan pada pagi hari, supaya 24 jam berikutnya, umur 1 hss, bisa dihitung mulai pagi.

Tidak perduli seluruh benih sudah berkecambah atau sebagian besar masih belum bertunas, untuk menghindari resiko bibit mengalami etiolasi, pada umur 1 hss nampan semai saya pindah ke tempat yang terpapar sinar matahari pagi secara langsung.

Umur 1 sampai 2 hss cukup sampai jam 11, kemudian dipindah ke tempat teduh lagi, tapi selanjutnya saya biarkan tumbuh di bawah sinar matahari sepanjang hari. Untuk mencegah tanaman muda rusak diterpa hujan, saya membuat naungan beratap plastik UV.



Sampai umur 7 hss tanaman masih tumbuh di nampan semai. Supaya bibit tidak layu, media semai harus lebih sering disemprot.

Beberapa praktisi berpendapat, sampai hari ke 3 bibit belum membutuhkan tambahan nutrisi, jadi bisa disemprot hanya menggunakan air saja. Kalaupun diberi tambahan nutrisi, cukup 200 atau 400 ppm. Bila nutrisi terlalu pekat, selain tidak banyak memberi manfaat pada tanaman, juga akan membuat permukaan media tanam lebih cepat berlumut.

Setelah umur 3 hss, air dari semprotan tidak lagi cukup. Media tanam harus disiram. Guyurkan air yang sudah diberi nutrisi pada bagian pinggir nampan, biarkan mengalir sendiri ke seluruh dasar media.

Di sini terasa kelebihan RW dibanding Arco. RW mampu menyerap dan menyimpan air lebih banyak, sehingga dalam sehari cukup dilakukan 1 kali penyiraman tanpa harus membuat media tanam tergenang.

5 komentar:

  1. Terimakasih uraiannya Pak Djati. Ijin menyimak dan menerapkan ilmunya. Semoga Bermanfaat dan barokah

    BalasHapus
  2. BERGABUNGLAH BERSAMA DENGAN B O L A V I T A . WIN

    BANYAK BONUS & PROMO DI SETIAP HARINYA!!!

    WA : +62812-22-22-995
    Line : cs_bolavita
    Wechat : Bolavita

    BalasHapus
  3. saya juga sedang menanam selada, cuman tekniknya tidak dengan menggunakan hidroponik, karena di sekitar rumahku masih ada tanah kosong yang bisa ditanami berbagai macam sayuran. disamping juga nggak ada dananya kalau sy harus beli banyak sekali pipanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak harus menggunakan pipa. Ada banyak cara untuk menanam dg teknik hidroponik.

      Hapus